Notice: Undefined offset: 1 in /home/deeles22/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php on line 505

Notice: Undefined offset: 2 in /home/deeles22/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php on line 505

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/deeles22/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php:505) in /home/deeles22/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php on line 557
Hukum Jam Pasir – Dee Lesmana
Hukum Jam Pasir

Saya menyebut 1 Hukum dan 5 buah Prinsip dalam buku saya "Design Your Own Life" sebagai hukum jam pasir. Kenapa? Karena jam pasir menggunakan konsep fisika paling fundamental yaitu hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa total energi di dalam suatu sistem tertutup adalah tetap, dan energi dapat berubah dari suatu bentuk energi menjadi bentuk energi lainnya.

Konsep kekekalan energi ini telah dicoba dan dibenarkan oleh banyak sekali eksperimen. Bahkan penemuan teoretis Albert Einstein tentang kesetaraan massa dan energi (E = mc2) pun tidak menunjukkan adanya pelanggaran terhadap hukum kekekalan energi; penemuannya hanya menambah jenis konversi baru pada energi, yaitu massa ke energi dan energi ke massa.

Perubahan bentuk energi ke bentuk energi lainnya dapat diibaratkan seperti pasir di dalam jam pasir. Pasir yang masuk ke tabung bagian bawah jam jumlahnya sama dengan jumlah pasir yang keluar dari tabung bagian atas jam.

Perubahan bentuk energi ibaratkan perubahan letak pasir di dalam jam pasir. Walaupun pasir berubah tempat di dalam jam pasir tersebut tetapi bendanya itu-itu saja, pasir. Sama halnya seperti energi, walaupun bisa berubah bentuk dari suatu bentuk ke bentuk yang lain (dari listrik ke cahaya, gerak ke listrik, dsb), ia tetaplah energi.

Di dalam hukum jam pasir yang menjadi dasar buku ini ditulis, berlaku hal yang sama dengan konsep atau hukum diatas, yaitu hukum kekekalan energi.

Pada saat kita telah memahami dan berada di level kuantum, kita menyadari bahwa kita adalah sebentuk energi, sebentuk atom, proton dan quarks yang bervibrasi. Pada saat atom dalam tubuh ini kita eksitasikan dengan menggunakan 5 buah prinsip perancangan kehidupan (1P, 2B, 3A, 4P, 5D), maka energi yang kita fokuskan akan merubah hidup kita sebagai efek sampingnya. Akan tetapi energi itu kekal. Kita hanya merubahnya dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Pada saat kita memfokuskan hidup kita kepada Grand Design, Grand Mission, tujuan dan rancangan Utama dalam hidup kita, maka energi tersebut akan memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang kita coba untuk tarik ke dalam kehidupan kita melalui hukum tarik menarik. Jadi keterhubungan antara hukum tarik menarik dengan ke 5 buah prinsip diatas amatlah erat dan saling berketerkaitan.

Yang saya maksud dalam hukum kekekalan energi diatas bisa diibaratkan seperti sebuah mesin mobil. Pada saat kita mengisikan bahan bakar berupa bensin ke dalam tangki bensin sebuah mobil dan mobil mulai dinyalakan, maka akan terjadi perubahan energi di dalam mesin mobil tersebut betul? Dalam hal ini, energi yang terkandung di dalam bensin akan dikonversikan ke beberapa bentuk energi lain yaitu energi panas, energi gerak, energi bunyi dan bentuk energi lainnya, akan tetapi jika dijumlahkan secara total secara keseluruhan, energi gerak, energi panas, energi bunyi dan bentuk energi lainnya yang ada pada mesin itu maka totalnya akan sama persis dengan energi bahan bakar berupa bensin tadi. Jadi total energi pada sistem itu adalah tetap.

Perjalanan hidup manusia pun bisa diibaratkan sama seperti jam pasir. Di dalam kehidupan manusia kita akan mengalirkan debu-debu sejarah, dimana setiap pikiran kita, perbuatan kita, setiap tindakan yang kita ambil akan berbalik dan membentuk kehidupan itu sendiri. Jam pasir tidak boleh dibalik sebelum habis seluruh pasir diatasnya, demikian pun kehidupan manusia, kita tidak bisa kembali ke masa lalu, yang bisa kita lakukan hanyalah berada di saat ini, dengan mindfulness, dan menjalani kehidupan ke depannya sesuai dengan tujuan dan rancangan yang kita sudah ciptakan selaku co-creator of God.

Jam pasir kehidupan hanya bisa dibalik pada saat hari perhitungan, hari dimana semua manusia dihisab amalan baik dan buruknya oleh Sang Maha Kuasa. Sudah cukupkah butir pasir terbaik yang kau kumpulkan?

Bagi sebagian orang, butir-butir pasir tersebut mungkin akan memiliki makna yang berbeda-beda. Ada yang memaknai butir-butir pasir dalam jam pasir (kehidupan) tersebut sebagai bekerja demi uang, ada yang memaknai butir-butir pasir sebagai menjalani hobi, ada yang berprinsip time is money oleh sebab itu waktu adalah uang yang tidak boleh disia-siakan dan beragam makna lainnya.

Pertanyaan saya sederhana, apakah dengan memiliki uang yang banyak hidup Anda bisa bermakna? Belum tentu. Apakah para bos kartel narkoba merasa hidupnya bermakna dengan berkelimpahan uang haram? Saya sangat menyarankan para pembaca untuk memaknai hidup yang dijalani adalah untuk melayani sebanyak mungkin orang lain, untuk menjadi berkat bagi orang lain, untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi sebanyak mungkin manusia lainnya. Kita seharusnya memberi nilai pada kehidupan itu sendiri sebagai time is life alias waktu adalah kehidupan itu sendiri.

Kita sebagai manusia sampai saat ini belum berhasil menemukan mesin yang bisa menghentikan waktu atau mesin waktu yang bisa membawa kita kembali ke masa lalu seperti yang dibuat di film-film Hollywod atau film-film kartun animasi. Oleh sebab itu, manusia mau tidak mau harus menjalani kehidupan di saat ini, di saat NOW, karena waktu akan terus selalu berjalan, seperti jam pasir, tidak akan bisa dihentikan oleh karena itu waktu adalah harta yang tak ternilai dalam diri manusia. Bukankah kita sering mendengar keluhan orang yang merasa kehabisan waktu. Sehingga, kita acapkali sering mendengar nasihat dari orang terdekat kita nasihat-nasihat seperti “Selagi masih ada waktu!” atau “Jangan sampai terlambat!”

Bagaimana dengan waktu kita? Apakah waktu hanya seperti butiran-butiran pasir tanpa makna? Atau kita justru menjalaninya dengan bersyukur karena hari demi hari adalah anugerah yang Tuhan telah berikan kepada kita? Tentu saja, dalam hidup kita tidak hanya merasakan sukacita, tetapi kita juga merasakan dukacita. Namun demikian, suka dan duka diberikan oleh Tuhan untuk kebaikan kita bersama.

Oleh karena itu, marilah kita bersyukur dan mengisi butiran waktu dalam jam pasir kita dengan mensyukuri nikmat serta hikmat dari Tuhan!

Salam,
Dee Lesmana

Shares