Notice: Undefined offset: 1 in /home/deeles22/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php on line 505

Notice: Undefined offset: 2 in /home/deeles22/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php on line 505

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/deeles22/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php:505) in /home/deeles22/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php on line 557
Ramalan Saya Mengenai Cryptocurrency (Bitcoin, Ethereum etc) – Dee Lesmana
Ramalan Saya Mengenai Cryptocurrency (Bitcoin, Ethereum etc)

Demam mata uang digital seperti bitcoin, ethereum atau terakhir koin meme bernama dogecoin sedang mengalami fase yang disebut fase “early majority” dimana dalam fase ini, mayoritas masyarakat Dunia akan mulai masuk dan menggunakan mata uang tersebut, baik sebagai sarana investasi atau untuk sarana pertukaran jual beli.

Fase ini diprediksi berlangsung selama 4 tahun dari tahun 2018 sampai 2022. Jadi, masih ada kesempatan bagi Anda yang ingin terjun dan bermain di mata uang digital ini sampai 2022, sebelum masuk ke fase selanjutnya yaitu fase “late majority” dimana pada fase ini, menurut saya, Anda sudah telat untuk masuk dan bermain dengan mata uang digital. Maksudnya dalam hal ini tentu terkait keuntungan, dan di fase ini keuntungan investasi di mata uang digital tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya. Prediksi terjadinya “bubble” kemungkinan akan terjadi pada tahun 2022 sampai 2025. Prediksi ini diambil berdasarkan pengalaman “bubble” sebelumnya seperti yang terjadi pada era saham dotcom dimana semua saham-saham perusahaan dotcom meningkat pesat, dan ketika fase late majority dimulai, disitulah crash terjadi dan akhirnya dotcom bubble pun meledak. Game over.

Sama halnya dengan euforia crypto, menurut buku yang saya baca yaitu buku The Intelligent Investor karya Benjamin Graham (guru dari Warren Buffet), segala sesuatu yang meningkat pesat pasti akan turun drastis. Begitulah nasib crypto ke depan. Adopsi mata uang digital di beragam lini kehidupan akan mulai diadopsi oleh kebanyakan masyarakat Dunia secara global. Lalu bagaimana nasib mata uang kripto ke depan? Menurut saya pribadi, ada kemungkinan positif dan negatif. Selalu ada dua sisi mata uang. Positifnya adalah masyarakat tidak akan terlalu terikat pada Bank secara institusional. Mereka bisa merubah portofolio keuangan mereka dengan mengkonversinya ke mata uang kripto. Namun di sisi lain, volatilitas mata uang kripto yang amat tinggi bisa membuat pemilik rekening jantungan. Bayangkan mengalami drop atau loss senilai 30-50% dalam sehari, itu adalah hal yang biasa bagi para pengguna mata uang kripto. Jadi kalau jantung Anda tidak kuat, harap jangan masuk ke dalam permainan ini! Selain itu, bagi millennial kelahiran awal 80an, berinvestasi di mata uang digital itu layaknya bermain saham tapi bursanya buka 24 jam sehari, 365 hari dalam setahun, nggak ada liburnya! Mau tidak mau, semakin banyak early investor yang beralih ke bursa kripto ke depannya. Hal ini sudah terbukti nyata dimana rasio pemain atau investor saham sudah hampir terlewati jumlahnya oleh pemain atau investor kripto. Tidak butuh waktu lama bagi bursa kripto untuk menakluklan bursa saham konvensional. Hal ini lagi-lagi dimungkinkan untuk terjadi karena demografi saat ini memang populasi millennials nya lebih banyak dibanding golongan baby boomers.

Nasib Mata Uang Kripto

Ini sekedar analisa saya sebagai orang awam. Segala sesuatu di Semesta ini pasti memiliki pola. Apapun itu, pasti memiliki suatu pola yang bisa dipelajari. Ingat! Masa lalu adalah pelajaran terpenting dimana manusia bisa mempelajari nya dan menetapkan rencana serta persiapan di masa depan. Semua pola-pola di masa lalu pasti dipelajari. Kenapa? Karena manusia ingin mempelajari pola nya. Misalnya saja pola mengenai pemanasan global. Kenapa sih para ilmuwan dan peneliti harus susah-susah meneliti bongkahan es di antartika? Ternyata mereka ingin mengetahui dan mempelajari perubahan iklim mendadak yang menyebabkan dinosaurus punah! Dari data masa lalu, terkuaklah pola perubahan iklim, sehingga memungkinkan ilmuwan untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali di masa yang akan datang.

Sama halnya dengan kripto. Para analis pun mempelajari pola-pola booming alias demam finansial atau demam keuangan di masa lalu. Ada demam tulip yang terjadi dimana dulu atau tepatnya di tahun 1636-1637, bunga tulip saking berharganya dijadikan mata uang (disebut juga era tulipmania). Lalu ada demam dotcom yang terjadi akibat maraknya perusahaan internet yang berkembang pada tahun 90an dimana harga saham-saham perusahaan dotcom melambung tinggi diluar akal sehat. Kemudian terakhir di tahun 2000-an, ada US Housing atau Property Bubble dimana harga-harga rumah alias real estate atau property di Amerika melambung tinggi melebih valuasi pasar. Sub prime mortage yang macet menghasilkan kontraksi ekonomi secara global sehingga memimbulkan terjadinya efek domino berupa depresi.

Meskipun setiap “bubble” berbeda, satu elemen umum di sebagian besar terjadinya kondisi “bubble” adalah kesediaan masyarakat awam atau investor untuk menangguhkan ketidakpercayaan dan dengan teguh mengabaikan tanda-tanda peringatan yang semakin meningkat. Hal lainnya yang harus kita sama-sama garisbawahi adalah bahwa semakin besar gelembungnya, maka semakin besar kerusakan yang ditimbulkannya saat bubble tersebut meledak. Dan mungkin yang paling penting adalah bahwa peristiwa “bubble” menyimpan pola-pola serta pelajaran berharga yang harus diperhatikan oleh semua investor. Namun dibalik setiap market crash dan bubble, bisa dipastikan akan terjadi pola yang serupa, yaitu financial recovery yang diambil oleh pemerintah serta otoritas jasa keuangan, atas nama kepentingan roda ekonomi. Dalam buku singkatnya yang berjudul “Principle”, Ray Dalio, sang investor kawakan serta hedge fund manager terkenal dan salah satu orang terkaya di Dunia mengatakan bahwa dalam ekonomi, akan selalu terjadi siklus-siklus baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, dimana siklus-siklus ini selalu berulang dalam catatan sejarah Dunia (baca lagi siklus bubble diatas! Mirip kan?). Nah, pola serta bubble dan crash pada pasar mata uang digital pun pasti akan segera terjadi, hanya saja kita tidak bisa memprediksikan secara pasti, kita hanya bisa menyatakan bahwa “pasar kripto pasti akan mengalami bubble dan crash…” sama seperti kondisi-kondisi bubble yang sudah pernah terjadi sebelumnya.

Lalu bagaimana nasib “bubble” kripto yang saat ini sedang terus mengalami “bull run?”

Menurut saya pribadi, mata uang kripto akan tetap dan terus ada dan terus berkembang. Bukan hanya sekedar menjadi mata uang, namun teknologi dibalik kripto yaitu Blockchain akan semakin meluas penggunaan serta aplikasinya. Orang-orang awam (seperti Anda) mungkin bertanya “Apakah mata uang kripto itu beneran ada atau beneran bisa dipakai?”

Coba deh sebentar saja Anda membayangkan diri Anda kembali ke zaman tahun 90an akhir sambil menanyakan hal yang kurang lebih serupa yaitu “Apakah internet itu beneran ada? Apa manfaatnya?” Kurang lebih seperti itulah analogi teknologi blockchain saat ini. Menurut saya pribadi, teknologi desentralisasi yang diusung oleh blockchain akan memungkinkan terjadinya revolusi industri 5.0, yaitu “blockchain of everything” dan meninggalkan revolusi industri 4.0 yaitu “internet of everything”, suka tidak suka, teknologi ini akan semakin berkembang dan diaplikasikan dalam keseharian masyarakat.

Menariknya, konsep serta teknologi ini dikaitkqn dengan konsep tatanan Dunia baru alis New World Order (NWO). Tatanan keuangan Dunia akan dirubah oleh globalis yang menguasai 1% Dunia saat ini. Mata uang konvensional yang menguasai transaksi perdagangan Dunia saat ini adalah Dollar Amerika, dan dengan melihat kondisi dollar Amerika yang saat ini semakin lemah dan tidak terkendali, para Globalis Dunia mencetuskan revolusi keuangan dengan meluncurkan Blockchain sebagai platform utamanya, anehnya penemu teknologi ini yang dikenal dengan nama Satoshi Nakamoto, tidak berhasil teridentifikasi hingga hari ini. Ada apa? Mengapa sebegitu sulitnya mencari sosok Satoshi San ini? Kemana para CIA, FBI, MIB dll 😁

Apakah supremasi Amerika akan segera menurun dan digantikan oleh negara adidaya baru dari Timur alias Tiongkok? Cryptocurrency bersifat independen, karena konsep desentralisasinya, dimana mata uang ini beroperasi di luar ruang lingkup dan kekuatan suatu negara, bahkan pada saat suatu negara ingin menerbitkan mata uang digitalnya sendiri, kondisi pasar bebas dan aktif membuat banyak negara kesulitan dalam mengembangkan mata uang digital untuk masing-masing negara.

Selain itu, negara-negara saingan utama Amerika terutama China atau Rusia, dapat mencoba dan mempersenjatai cryptocurrency untuk menantang Amerika Serikat. Apakah memang ini waktunya bagi negara-negara tersebut untuk menggulingkan Amerika? Apakah Globalis memang merancang kejatuhan AS dan membuat cryptocurrency menjadi mata uang Dunia yang bisa berlaku lintas negata tanpa ada kontrol dari Federal Reserve? Masih terlalu cepat untuk menganalisa semuanya, namun menurut kacamata saya pribadi, memang sudah waktunya bagi Dollar AS untuk runtuh dan digantikan dengan hegemoni baru. Saya tidak perduli siapapun negara adidaya yang akan menggantikan Amerika ke depannya, mau itu Rusia atau Tiongkok, kalau memang sudah waktunya bagi Amerika untuk runtuh, maka itu pasti akan terjadi. Dengan runtuhnya AS, maka pamor mata uang digital seperti bitcoin dll justru akan semakin meningkat, masyarakat awam justru akan berbalik menggunakan crypto currency’s sebagai mata uang yang tidak terpengaruh oleh hegemoni AS.

Disinilah letak serunya kita menganalisa. Kekuatan mata uang crypto saat ini dibackup oleh keberadaan dua hal yaitu “miners” alias penambang dan “bursa”

Kedua support system dalam teknologi blockchain tersebut amat sangat bergantung kepada dua buah hal yaitu “internet” dan “listrik.” Kalau kita bayangkan dimasa depan, apabila major adoption teknologi blockchain ini sudah tersebar luas sebagaimana orang-orang memanfaatkan teknologi internet seperti saat ini, maka bisa saja terjadi kondisi bubble juga terhadap backbone internet dan listrik sebagai penyangga utama keberadaan teknologi tersebut. Apa saja misalnya potensi yang bisa membuat pasokan listrik musnah dan internet di seluruh Dunia mati alias shutdown? Misalnya saja kejadian badai kosmis yang menerjang Bumi, atau bisa saja kondisi meteor seukuran kota Bogor jatuh menimpq bumi sehingga membuat zaman es terjadi untuk kedua kali. Atau bisa jadi ada letusan gunung berapi maha dahsyat seperti ketika danau toba terbentuk dahulu kala. Kita tidak pernah tahu ke depan seperti apa, akan tetapi resiko serta potensi bencana alam seperti itu ada dan bisa terjadi kapan saja.

How Bitcoin's vast energy use could burst its bubble - BBC News

Untuk itu, saran saya sebaiknya tetap berinvestasi dengan bijak. Jangan sepenuhnya menyimpan dana di mata uang kripto, simpan sebagian dalam bentuk logam mulia seperti emas atau perak. Karena pada saat kondisi Dunia sedang kacau balau akibat bubble, crash atau bencana alam dahsyat seperti yang saya sebutkan diatas, maka mau tidak mau Dunia akan kembali menggunakan mata uang berbasis logam mulia. Bisa jadi juga terjadi peperangan besar atau perang Dunia ketiga antara kelompok A dan B dimana kelompok A berinisiatif menggunakan mata uang kripto sebagai mata uang global, namun kelompok B justru ingin menggunakan logam mulia seperti emas atau perak sebagai mata uang Dunia. Dan seorang pria mulia dari 1400 tahun silam sudah pernah memberikan kita peringatan mengenai ancaman tersebut…

Bitcoin Vs. Gold: Which is the Better Investment? | Forex Academy

Pilihannya ada di tangan Anda masing-masing. Perluaslah portofolio Anda… Play it safe!

Salam hormat saya,
Dee Lesmana

Shares